Konres tersebut tidak rampung dalam satu hari dan pada hari esok nya, 28 Oktober 1928 yang digelar di Gedung Oost-Java Bioscoop yang saat itu usai pertemuan yang mebahas masalah pendidikan oleh Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro untuk mengenalkan pendidikan demokratis. Kemudian rapat terakhir diadakan di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, yang menghasilkan kesepakatan sebuah rumusan-rumusan itu yang di tulis Moehammad Yamin ketika Mr. Sunario, dan rumusan itu kemudian di bacakan saat penutupan rapat oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.
Isi dari teks rumusan tersebut pada sekarang ini dikenal sebagai naskah Sumpah Pemuda yang berbunyi :
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).
Demikianlah ulasan sejarah singkat tentang Hari Sumpah Pemuda, segenap redaksi Trentekno.com mengucapkan selamat hari sumpah pemuda. Mari kita lakukan hal-hal positif untuk menyambutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar