A. Kehidupan Politik
Perkembangan pesat kerajaan Makassar tidak terlepas dari raja-raja yang pernah memerintahnya, yaitu seperti berikut ini:
1.Raja Alauddin
Dalam
abad ke-17 M agama Islam berkembang cukup pesat di Sulawesi Selatan.
Raja Makassar yang pertama memluk Islam bernama Raja Alauddin yang
memerintah Makassar dari tahun 1561-1638 M. dibawah pemerintahannya, Kerajaan Makassar mulai
terjun dalam dunia perdagangan (dunia maritim) perkembangan ini
menyebabkan meningkatnya kesejahteraan kerajaan Makassar. Tetapi
sewafatnya raja Alauddin, keadaan pemerintahan kerajaan tidak dapat
diketahui dengan pasti.
2. Sultan Hasanuddin
Pada
masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, kerajaan Makassar mencapai masa
kejayaannya. Dalam waktu yang cukup singkat Kerajaan Makassra telah
berhasil menguasai seluruh wilayah Sulawesi Selatan. Cita-cita Sultan
Hasanuddin untuk menguasai sepenuhnya jalur perdagangan nusantara
mendorong perlyasan kekuasaanya ke kepulauan Nusa Tenggara seperti
Sumbawa dan sebagaian Flores. Dengan demikian seluruh aktifitas kerajaan
Makassar. Keadaan seperti itu ditentang oleh Belanda yang
memilikidaerah terhalang oleh kekuasaan kerajaan Makassar. Pertentangan
antara Makassar dan Belanda sering minumbulkan peperangan. Keberanaian
Sultan Hasanudin untuk memporak porandakan pasukan Belanda di Maluku,
mengakibatkan Belanda semakin terdesak. Atas keberaniannya, Belanda
memberi julukan kepada sultan Hassanudin dengan sebutan ”Ayam Jantan
dari Timur”.
Dalam upaya menguasai Kerajaan Makassar,
Belanda menjalin hubungan dengan Raja Bone, yaitu Arung Palaka. Dengan
bantuan Arung Palaka, pasukan Belanda berhasil mendesak Kerajaan
Makassar dan menguasai ibukota kerajaan.
Mapasomba
Setelah
Sultan Hasanuddin turun tahta, ia digantikan oleh putranya yang bernama
Mapasomba. Sultan Hasanuddin sangat berharap agara Mapasomba dapat
bekerja sama dengan Belanda. Tujuannya agar kerajaan Makassar dapat
bertahan. Ternya Mapasomba jauh lebih keras daripada Ayahnyasehingga
Belanda mengerahkan pasukan besar-besaran untuk menghadapi Mapasomba.
Pasukan Mapasomba berhasil dihancurkan dan ia tidak diketahui nasibnya.
Dengan kemenangan itu, Belanda berkuasa sepenuhnya atas Kerajaan
Makassar.
B. Kehidupan Sosial
Kehidupan
Sosial masyarakat kerajaan Makassar diwarnai oleh ajaran agama Islam.
Mayoritas masyarakat Makassar beragama Islam sampai sekarang. Dwi
tunggal Sultan Alauddin dan Sultan Abdullah sangat giat mengislamkan
rakyatnya. Mereka memperluas daerah kekuasaannya tidak hanya pada pulau
sekitarnya, tetapi juga sampai bagian Timur kepulauan Nusa Tenggara.
Mereka juga berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dengan
berpegang teguh pada keyakinan bahwa Tuhan menciptakan lautan untuk
semua hamba Nya.
C. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan
Makassar yang terletak di barat daya Sulawesi itu sangat strategis.
Karena terletak ditengah jalur perdagangan antara Maluku dan Malaka.
Kerajaan itu kemudian berkembang pesat menjadi pusat perdagangan.
Kegiatan perekonomian masyarakat Makassar bertumpu pada perdagangan dan
pelayaran. Terlebih lagi masyarakat Sulawesi terkenal sebagai pelaut
ulung dan pemberani dalam mengarungi samudera.
Berkembangnya
Makassar sebagai pusat perdagangan di wilayah timur Indonesia
mengakibatkan banyak pedagang asing seperti portugis, Inggris, dan
Denmark berdagang di Makassar. Dengan kapal jenis pinisi dan lambo,
pedagang Makassar memegang peranan penting dalam perdagangan di
Indonesia.
Guna
mengatur pelayaran dan perdagangan dalam wilayahnya, kerajaan Makassar
menyusun hukum perniagaan yang disebut Ade Allopiloping Bicaranna
Pabbahi’e.
D. Kehidupan Budaya
Karena
kerajaan Makassar bersifat maritime maka kebudayaannya dipengaruhi oleh
keadaan tersebut, seperti pembuat alat penangkap ikan dan kapal pinisi.
Sampai sekarang kapal pinisi dari Sulawesi Selatan masih menjadi salah
satu kebanggan bangsa Indonesia. Disamping itu, masyarakat kerajaan
Makassar juga mengembangkan seni sastra, yaitu kitab Lontara.
Mereka
juga mengembangkan kebudayaan lainnya, seperti seni bangunan dan seni
suara. Namun, sayang karya itu tidak banyak diketahui karena kurangnya
peninggalan yang sampai kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar