ANISA FIRDA RAHMA/SI IV
Terselenggaranya Kongres Pemuda 1 tidak terlepas dari adanya
Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai
didirikan Perhimpunan Pelajar – pelajar Indonesia (PPPI), tetapi
peresmiannya baru pada tahun 1926.anggota- anggotanya terdiri dari
pelajar-pelajar sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung. Para
tokoh PPPI antara lain adalah : Sugondo Djojopuspito, sigit, Abdul
Sjukur, Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, Rohjani, S.
djoenet Poesponegoro, Kunjtoro, Wilopo, Surjadi, Moh. Yamin, A.K. gani,
Abu Hanifah, dan lain-lain. PPPI di Indonesia sering mendapatkan kiriman
majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia di negeri
Belanda.1
Disamping mjalah Indonesia Merdeka terbitan PPPI di negeri
Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan majalah Indonesia Raya. Yang
pemimpin redaksinya Abu Hanifah. Pandangan organisasi PPPI sudah
menunjukkan persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terdapat pada PI.
Pemuda-pemuda di Bandung menginginkan agar mulai melepaskan sifat-sifat
kedaerahan. Hal itu didasarkan atas dorongan Mr. sartono dan Mr.
Sunario, pada tanggal 20 Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah
menjadi Pemuda Indonesia.
Para pemimpin organisasi pemuda Indonesia ini ialah Sugiono,
Sunardi, Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso, Soelasmi,
Kotjo Sungkono, dan Abdul Gani. Sedangkan ketuanya pertama kali ialah
Sugiono. Mengenai gerakan politik organisasi pemuda ini belum belum ikut
langsung dalam gerakan politik. Selama beberapa tahun diperdebatkan
bentuk persatuan yang diinginkan. Akhirnya para pemuda Indonesia sepakat
untuk mengadakan Kongres Pemuda yang berlangsung di Jakarta pada 30
April-2 mei 1926. Nama – nama yang tertulis diatas mempunyai andil yang
cukup besar dalam pelaksanaan Kongres Pemuda 1. Namun, sampai
berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal 28 oktober 1928 organisasi
Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara langsung di bidang politik.
Kongres Pemuda 1 berjuan untuk
1. Membentuk badan sentral organisasi pemuda Indonesia
2. Memajukan paham persatuan kebangsaan
3. Mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan2
Kongres Pemuda 1 ini dihadiri oleh wakil – wakil dari organisasi pemuda
di seluruh Indonesia, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Minahasa, dan Jong Batak.
Dalam pidato pembukaannya ketua panitia M. Tabrani meminta perhatian
peserta untuk mencari cara menyatukan semangat Nasional di kalangan
pemuda. Moh. Yamin menyampaikan pemikirannya tentang bahasa persatuan.
Dalam pidatonya pada 2 Mei 1926, yang berjudul "Kemungkinan –
kemungkinan Masa Depan Bahasa dan sastra Indonesia". Yamin yakin bahwa
dari sekian banyak bahasa yang dipakai oleh suku bangsa Indonesia,
bahasa melayu dan bahasa jawa yang di harapkan menjadi bahasa persatuan.
Namun, Yamin yakin bahasa Melayu lambat laun akan menjadi bahasa
persatuan atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita – cita persatuan
Indonesia, walaupun perumusannya masih samar – samar dan belum jelas.
Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana
untuk memfusikan organisasi mereka dengan alas an untuk mewujudkan
persatuan Indonesia dan persamaan cita – cita.
Peleburan (fusi) dari organisasi pemuda itu ternyata semakin lama
semakin diperlukan karena kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk
organisasi masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi,
Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan pemuda kaum Theosofi.
Haal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu diselenggarakan
Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan daerah masih
sangat menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah
mendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga
masih tampak sifat mementigkan daerah misalnya tentang adat yang ada di
daerah masing – masing. Untuk membentuk cita – cita bersama seperti rasa
persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal – hal tersebut sangat
menghambat. Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puas dan ingin
melanjutkan Kongres Pemuda yang berikutnya.
Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para peserta dan pemimpin
Kongres telah menunjukkan usaha yang keras untuk mencapai suatu cita –
cita persatuan. Namun, mengingat baru pertama kali Kongres Pemuda
dilaksanakan, maka untuk mencapai cita – cita yang dikehendaki masih
mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan
berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh.
Tabrani pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap
pembicaraan yang menjurus kearah perbedaan adat dan pandangan, segera
diambil jalan tengah untuk dinetralisasi.
Oleh karena itu, dalam kongres banyak pidato yang berjudul Indonesia
Bersatu para pemuda diharapkan memperkuat rasa persatuan yang harus
tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama, dan daerah. Juga
secara jelas diuraikan tentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan
ditekankan masalah- masalah yang perlu mendapat perhatian pemuda untuk
meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai cita – cita Indonesia
merdeka. Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu, antara
lain ialah sebagai berikut :
a. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia (walaupun
dalam hal ini masih tampak samar – samar)
b. Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan yang
kolot, dan lain – lain.
Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih sulit
untuk membentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita – cita
Nasional. Selain itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah
air dan juga belum ada anggota PI yang mengikuti Kongres pemuda 1
tersebut. Oleh karena itu, cita – cita untuk mencapai persatuan memang
belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28 oktober
1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya
Kongres Pemuda II yang akan diselenggarakan. Memang dapat dipahami,
bahwa kondisi politik sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya
pemberontakan komunis yang gagal dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda
terus meningkatkan pengawasan pergerakan nasional dalam bidang politik.
Itu artinya manifestasi persatuan pemuda Indonesia berhasil diwujudkan
dalam Kongres Pemuda II pada 26 – 28 Oktober 1928. Kongres itu dihadiri
oleh sekitar 750 orang dari Sembilan organisasi pemuda dan oleh sejumlah
tokoh politik seperti, Soekarna, Sartono dan Sunario. Kongres ini
merupakan puncak Integrasi ideology Nasional dan merupakan peristiwa
nasional yang belum pernah terjadi pada masa itu. Tidak dapat dipungkiri
bahwa Kongres itu membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih
tinggi hal itu di sebbkan utusan yang dating mengucapkan "Sumpah Pemuda"
yang menjadi landasan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan
Kalau pada bulan April 1926 telah berlangsung Kongres Pemuda 1 yang bias
dikatakan belum berhasil sesuai dengan yang di harapkan, maka dalam
Kongres Pemuda II benar – benar dapat memenuhi harapan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Namun kongres Pemuda 1 tidak dapat dikatakan gagal
total karena telah berhasil meletakkan dasar – dasar perstuan.
Dalam Kongres Pemuda 1 belum banyak orang – orang bekas anggota
Perhimpunan Indonesia yang ikut membantu pembicaraan sejak persiapan
maupun dalam persidangan. Sedangkan dalam kongres Pemuda II telah banyak
orang – orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang secara aktif
mengambil bagian dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan Kongres.
Pelaksanaan dan hasil kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II adalah
sangat berbeda, namun, kedua Kongres tersebut tetap mempunyai tujuan
yang sama yaitu menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Di balik kegiatan pemuda tersebut, pihak Belanda juga tidak tinggal
diam. Dalam hal ini, sebenarnya, Belanda sudah dihadapkan pada suatu hal
yang sulit, karena di mata Internasional Belanda sudah kehilangan
kepercayaan. Terutama di Eropa sudah ditiupkan tentang perjuangan
anti-kolonialisme dan imperialism dan Belanda termasuk golongan yang
tidak mendapat simpati lagi di kalangan Internasional, karena termasuk
penindas Rakyat di daerah jajahan yang sangat kejam.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
ANISA FIRDA RAHMA/SI IV
Terselenggaranya Kongres Pemuda 1 tidak terlepas dari adanya
Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai
didirikan Perhimpunan Pelajar – pelajar Indonesia (PPPI), tetapi
peresmiannya baru pada tahun 1926.anggota- anggotanya terdiri dari
pelajar-pelajar sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung. Para
tokoh PPPI antara lain adalah : Sugondo Djojopuspito, sigit, Abdul
Sjukur, Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, Rohjani, S.
djoenet Poesponegoro, Kunjtoro, Wilopo, Surjadi, Moh. Yamin, A.K. gani,
Abu Hanifah, dan lain-lain. PPPI di Indonesia sering mendapatkan kiriman
majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia di negeri
Belanda.1
Disamping mjalah Indonesia Merdeka terbitan PPPI di negeri
Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan majalah Indonesia Raya. Yang
pemimpin redaksinya Abu Hanifah. Pandangan organisasi PPPI sudah
menunjukkan persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terdapat pada PI.
Pemuda-pemuda di Bandung menginginkan agar mulai melepaskan sifat-sifat
kedaerahan. Hal itu didasarkan atas dorongan Mr. sartono dan Mr.
Sunario, pada tanggal 20 Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah
menjadi Pemuda Indonesia.
Para pemimpin organisasi pemuda Indonesia ini ialah Sugiono,
Sunardi, Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso, Soelasmi,
Kotjo Sungkono, dan Abdul Gani. Sedangkan ketuanya pertama kali ialah
Sugiono. Mengenai gerakan politik organisasi pemuda ini belum belum ikut
langsung dalam gerakan politik. Selama beberapa tahun diperdebatkan
bentuk persatuan yang diinginkan. Akhirnya para pemuda Indonesia sepakat
untuk mengadakan Kongres Pemuda yang berlangsung di Jakarta pada 30
April-2 mei 1926. Nama – nama yang tertulis diatas mempunyai andil yang
cukup besar dalam pelaksanaan Kongres Pemuda 1. Namun, sampai
berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal 28 oktober 1928 organisasi
Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara langsung di bidang politik.
Kongres Pemuda 1 berjuan untuk
1. Membentuk badan sentral organisasi pemuda Indonesia
2. Memajukan paham persatuan kebangsaan
3. Mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan2
Kongres Pemuda 1 ini dihadiri oleh wakil – wakil dari organisasi pemuda
di seluruh Indonesia, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Minahasa, dan Jong Batak.
Dalam pidato pembukaannya ketua panitia M. Tabrani meminta perhatian
peserta untuk mencari cara menyatukan semangat Nasional di kalangan
pemuda. Moh. Yamin menyampaikan pemikirannya tentang bahasa persatuan.
Dalam pidatonya pada 2 Mei 1926, yang berjudul "Kemungkinan –
kemungkinan Masa Depan Bahasa dan sastra Indonesia". Yamin yakin bahwa
dari sekian banyak bahasa yang dipakai oleh suku bangsa Indonesia,
bahasa melayu dan bahasa jawa yang di harapkan menjadi bahasa persatuan.
Namun, Yamin yakin bahasa Melayu lambat laun akan menjadi bahasa
persatuan atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita – cita persatuan
Indonesia, walaupun perumusannya masih samar – samar dan belum jelas.
Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana
untuk memfusikan organisasi mereka dengan alas an untuk mewujudkan
persatuan Indonesia dan persamaan cita – cita.
Peleburan (fusi) dari organisasi pemuda itu ternyata semakin lama
semakin diperlukan karena kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk
organisasi masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi,
Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan pemuda kaum Theosofi.
Haal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu diselenggarakan
Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan daerah masih
sangat menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah
mendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga
masih tampak sifat mementigkan daerah misalnya tentang adat yang ada di
daerah masing – masing. Untuk membentuk cita – cita bersama seperti rasa
persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal – hal tersebut sangat
menghambat. Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puas dan ingin
melanjutkan Kongres Pemuda yang berikutnya.
Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para peserta dan pemimpin
Kongres telah menunjukkan usaha yang keras untuk mencapai suatu cita –
cita persatuan. Namun, mengingat baru pertama kali Kongres Pemuda
dilaksanakan, maka untuk mencapai cita – cita yang dikehendaki masih
mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan
berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh.
Tabrani pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap
pembicaraan yang menjurus kearah perbedaan adat dan pandangan, segera
diambil jalan tengah untuk dinetralisasi.
Oleh karena itu, dalam kongres banyak pidato yang berjudul Indonesia
Bersatu para pemuda diharapkan memperkuat rasa persatuan yang harus
tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama, dan daerah. Juga
secara jelas diuraikan tentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan
ditekankan masalah- masalah yang perlu mendapat perhatian pemuda untuk
meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai cita – cita Indonesia
merdeka. Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu, antara
lain ialah sebagai berikut :
a. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia (walaupun
dalam hal ini masih tampak samar – samar)
b. Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan yang
kolot, dan lain – lain.
Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih sulit
untuk membentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita – cita
Nasional. Selain itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah
air dan juga belum ada anggota PI yang mengikuti Kongres pemuda 1
tersebut. Oleh karena itu, cita – cita untuk mencapai persatuan memang
belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28 oktober
1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya
Kongres Pemuda II yang akan diselenggarakan. Memang dapat dipahami,
bahwa kondisi politik sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya
pemberontakan komunis yang gagal dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda
terus meningkatkan pengawasan pergerakan nasional dalam bidang politik.
Itu artinya manifestasi persatuan pemuda Indonesia berhasil diwujudkan
dalam Kongres Pemuda II pada 26 – 28 Oktober 1928. Kongres itu dihadiri
oleh sekitar 750 orang dari Sembilan organisasi pemuda dan oleh sejumlah
tokoh politik seperti, Soekarna, Sartono dan Sunario. Kongres ini
merupakan puncak Integrasi ideology Nasional dan merupakan peristiwa
nasional yang belum pernah terjadi pada masa itu. Tidak dapat dipungkiri
bahwa Kongres itu membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih
tinggi hal itu di sebbkan utusan yang dating mengucapkan "Sumpah Pemuda"
yang menjadi landasan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan
Kalau pada bulan April 1926 telah berlangsung Kongres Pemuda 1 yang bias
dikatakan belum berhasil sesuai dengan yang di harapkan, maka dalam
Kongres Pemuda II benar – benar dapat memenuhi harapan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Namun kongres Pemuda 1 tidak dapat dikatakan gagal
total karena telah berhasil meletakkan dasar – dasar perstuan.
Dalam Kongres Pemuda 1 belum banyak orang – orang bekas anggota
Perhimpunan Indonesia yang ikut membantu pembicaraan sejak persiapan
maupun dalam persidangan. Sedangkan dalam kongres Pemuda II telah banyak
orang – orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang secara aktif
mengambil bagian dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan Kongres.
Pelaksanaan dan hasil kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II adalah
sangat berbeda, namun, kedua Kongres tersebut tetap mempunyai tujuan
yang sama yaitu menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Di balik kegiatan pemuda tersebut, pihak Belanda juga tidak tinggal
diam. Dalam hal ini, sebenarnya, Belanda sudah dihadapkan pada suatu hal
yang sulit, karena di mata Internasional Belanda sudah kehilangan
kepercayaan. Terutama di Eropa sudah ditiupkan tentang perjuangan
anti-kolonialisme dan imperialism dan Belanda termasuk golongan yang
tidak mendapat simpati lagi di kalangan Internasional, karena termasuk
penindas Rakyat di daerah jajahan yang sangat kejam.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
ANISA FIRDA RAHMA/SI IV
Terselenggaranya Kongres Pemuda 1 tidak terlepas dari adanya
Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1925 di Indonesia telah mulai
didirikan Perhimpunan Pelajar – pelajar Indonesia (PPPI), tetapi
peresmiannya baru pada tahun 1926.anggota- anggotanya terdiri dari
pelajar-pelajar sekolah tinggi yang ada di Jakarta dan di Bandung. Para
tokoh PPPI antara lain adalah : Sugondo Djojopuspito, sigit, Abdul
Sjukur, Gularso, Sumitro, Samijono, Hendromartono, Subari, Rohjani, S.
djoenet Poesponegoro, Kunjtoro, Wilopo, Surjadi, Moh. Yamin, A.K. gani,
Abu Hanifah, dan lain-lain. PPPI di Indonesia sering mendapatkan kiriman
majalah Indonesia Merdeka dari Perhimpunan Indonesia di negeri
Belanda.1
Disamping mjalah Indonesia Merdeka terbitan PPPI di negeri
Belanda, PPPI sendiri juga menerbitkan majalah Indonesia Raya. Yang
pemimpin redaksinya Abu Hanifah. Pandangan organisasi PPPI sudah
menunjukkan persatuan dan kesatuan sebagaimana yang terdapat pada PI.
Pemuda-pemuda di Bandung menginginkan agar mulai melepaskan sifat-sifat
kedaerahan. Hal itu didasarkan atas dorongan Mr. sartono dan Mr.
Sunario, pada tanggal 20 Februari 1927 nama Jong Indonesia telah diubah
menjadi Pemuda Indonesia.
Para pemimpin organisasi pemuda Indonesia ini ialah Sugiono,
Sunardi, Moeljadi, Soepangkat, Agus Prawiranata, Soekamso, Soelasmi,
Kotjo Sungkono, dan Abdul Gani. Sedangkan ketuanya pertama kali ialah
Sugiono. Mengenai gerakan politik organisasi pemuda ini belum belum ikut
langsung dalam gerakan politik. Selama beberapa tahun diperdebatkan
bentuk persatuan yang diinginkan. Akhirnya para pemuda Indonesia sepakat
untuk mengadakan Kongres Pemuda yang berlangsung di Jakarta pada 30
April-2 mei 1926. Nama – nama yang tertulis diatas mempunyai andil yang
cukup besar dalam pelaksanaan Kongres Pemuda 1. Namun, sampai
berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal 28 oktober 1928 organisasi
Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara langsung di bidang politik.
Kongres Pemuda 1 berjuan untuk
1. Membentuk badan sentral organisasi pemuda Indonesia
2. Memajukan paham persatuan kebangsaan
3. Mempererat hubungan diantara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan2
Kongres Pemuda 1 ini dihadiri oleh wakil – wakil dari organisasi pemuda
di seluruh Indonesia, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Jong Minahasa, dan Jong Batak.
Dalam pidato pembukaannya ketua panitia M. Tabrani meminta perhatian
peserta untuk mencari cara menyatukan semangat Nasional di kalangan
pemuda. Moh. Yamin menyampaikan pemikirannya tentang bahasa persatuan.
Dalam pidatonya pada 2 Mei 1926, yang berjudul "Kemungkinan –
kemungkinan Masa Depan Bahasa dan sastra Indonesia". Yamin yakin bahwa
dari sekian banyak bahasa yang dipakai oleh suku bangsa Indonesia,
bahasa melayu dan bahasa jawa yang di harapkan menjadi bahasa persatuan.
Namun, Yamin yakin bahasa Melayu lambat laun akan menjadi bahasa
persatuan atau bahasa pergaulan bagi rakyat Indonesia.
Kongres Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita – cita persatuan
Indonesia, walaupun perumusannya masih samar – samar dan belum jelas.
Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan PNI berencana
untuk memfusikan organisasi mereka dengan alas an untuk mewujudkan
persatuan Indonesia dan persamaan cita – cita.
Peleburan (fusi) dari organisasi pemuda itu ternyata semakin lama
semakin diperlukan karena kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk
organisasi masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Ambon, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi,
Jong Islamieten Bond, Studerence Minahasa, dan pemuda kaum Theosofi.
Haal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu diselenggarakan
Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan daerah masih
sangat menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah
mendapatkan kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga
masih tampak sifat mementigkan daerah misalnya tentang adat yang ada di
daerah masing – masing. Untuk membentuk cita – cita bersama seperti rasa
persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal – hal tersebut sangat
menghambat. Untuk itulah, maka para peseta merasa tidak puas dan ingin
melanjutkan Kongres Pemuda yang berikutnya.
Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para peserta dan pemimpin
Kongres telah menunjukkan usaha yang keras untuk mencapai suatu cita –
cita persatuan. Namun, mengingat baru pertama kali Kongres Pemuda
dilaksanakan, maka untuk mencapai cita – cita yang dikehendaki masih
mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat dan
berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh.
Tabrani pandai menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap
pembicaraan yang menjurus kearah perbedaan adat dan pandangan, segera
diambil jalan tengah untuk dinetralisasi.
Oleh karena itu, dalam kongres banyak pidato yang berjudul Indonesia
Bersatu para pemuda diharapkan memperkuat rasa persatuan yang harus
tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama, dan daerah. Juga
secara jelas diuraikan tentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan
ditekankan masalah- masalah yang perlu mendapat perhatian pemuda untuk
meresapkan dan dihayati dalam rangka mencapai cita – cita Indonesia
merdeka. Hasil utama yang dicapai dalam Kongres Pemuda 1 itu, antara
lain ialah sebagai berikut :
a. Mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia (walaupun
dalam hal ini masih tampak samar – samar)
b. Usaha untuk menghilangkan pandangan adat dan kedaerahan yang
kolot, dan lain – lain.
Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu masih sulit
untuk membentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita – cita
Nasional. Selain itu, belum banyak para anggota PI yang kembali ke tanah
air dan juga belum ada anggota PI yang mengikuti Kongres pemuda 1
tersebut. Oleh karena itu, cita – cita untuk mencapai persatuan memang
belum kuat. Baru dalam persiapan Kongres Pemuda II tanggal 28 oktober
1928, banyak bekas anggota PI yang ikut serta memikirkan jalannya
Kongres Pemuda II yang akan diselenggarakan. Memang dapat dipahami,
bahwa kondisi politik sangat berat. Hal tersebut dikarenakan adanya
pemberontakan komunis yang gagal dan pihak Pemerintah Kolonial Belanda
terus meningkatkan pengawasan pergerakan nasional dalam bidang politik.
Itu artinya manifestasi persatuan pemuda Indonesia berhasil diwujudkan
dalam Kongres Pemuda II pada 26 – 28 Oktober 1928. Kongres itu dihadiri
oleh sekitar 750 orang dari Sembilan organisasi pemuda dan oleh sejumlah
tokoh politik seperti, Soekarna, Sartono dan Sunario. Kongres ini
merupakan puncak Integrasi ideology Nasional dan merupakan peristiwa
nasional yang belum pernah terjadi pada masa itu. Tidak dapat dipungkiri
bahwa Kongres itu membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih
tinggi hal itu di sebbkan utusan yang dating mengucapkan "Sumpah Pemuda"
yang menjadi landasan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan
Kalau pada bulan April 1926 telah berlangsung Kongres Pemuda 1 yang bias
dikatakan belum berhasil sesuai dengan yang di harapkan, maka dalam
Kongres Pemuda II benar – benar dapat memenuhi harapan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Namun kongres Pemuda 1 tidak dapat dikatakan gagal
total karena telah berhasil meletakkan dasar – dasar perstuan.
Dalam Kongres Pemuda 1 belum banyak orang – orang bekas anggota
Perhimpunan Indonesia yang ikut membantu pembicaraan sejak persiapan
maupun dalam persidangan. Sedangkan dalam kongres Pemuda II telah banyak
orang – orang bekas anggota Perhimpunan Indonesia yang secara aktif
mengambil bagian dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan Kongres.
Pelaksanaan dan hasil kongres Pemuda 1 dan Kongres Pemuda II adalah
sangat berbeda, namun, kedua Kongres tersebut tetap mempunyai tujuan
yang sama yaitu menuju tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Di balik kegiatan pemuda tersebut, pihak Belanda juga tidak tinggal
diam. Dalam hal ini, sebenarnya, Belanda sudah dihadapkan pada suatu hal
yang sulit, karena di mata Internasional Belanda sudah kehilangan
kepercayaan. Terutama di Eropa sudah ditiupkan tentang perjuangan
anti-kolonialisme dan imperialism dan Belanda termasuk golongan yang
tidak mendapat simpati lagi di kalangan Internasional, karena termasuk
penindas Rakyat di daerah jajahan yang sangat kejam.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar