1. Penyebaran agama kristen di maluku
Pada abad ke-16 bangsa potugis memperoleh kedudukan di maluku. Pada masa itu pula agama kristen (katholik) tumbuh diwilayah itu. Penyebar agama kristen khatolik di malaku ialah misi Yezuit dari spanyol, bernama Franciscus Xaverius. Ia berada di maluku selama satu tahun, yaitu antara bulan juni 1546 sampai april 1547. Penyebaran agama kristen itu dibarengi dengan gerakan sosial, yaitu meningkatkan kesehatan rakyat, menyelenggarakan pendidikan, dan sebagainya.
Kemudian datang pula paderi-paderi misi katholik ke halmahera, bacan, dan ambon. Selain itu bangsa belanda yang datang ke maluku pun menyebarkan agama kriten protestan. Bangsa belanda kadang-kadang memaksa orang-orang yang telah memeluk agama katholik untuk pindah ke agama protestan.
2. Penyebaran agama kriten di pulau jawa
Di pulau jawa pertumbuhan dan perkembangan agama kristen terjadi terutama pada abad ke-19. Seperti dalam proses penyebaran agama islam, penyebaran agama kristen dipulau jawa melalui pusat-pusat penyebaran. Pusat penyebaran pertama adalah di jawa timur. Dekat jombang terdapat desa-desa kristen, yaitu ngoro dan mojowarno. Di mojowarno bekerja seorang missionaris perintis di jawa, bernama jellesma (1851-1858). Desa-desa kristen itu dijadikan model percontohan oleh missionaris sampai awal abad ke-20.
Semarang dan sekitarnya merupakan pusat penyebaran kristen kedua. Di semarang bekerja tiga orang missionaris belanda ialah Bruckner, Hoezoo, dan Jansz. Penyebaran agama kristen di jawa tengah lebih berhasil dibagian selatan dari pada dibagian utara. Di jawa tengah, agama kristen tumbuh di salatiga, purworejo, probolinggo, banyumas, magelang, ambarawa, cilacap, wonosobo, dan kebumen.
“masyarakat kristen itu merupakan kelompok minoritas, yang tenggelam dalam massa pemeluk islam, tapi cukup terbina oleh missionaris”
Pertumbuhan agama kristen di jawa tengah diperkuat dengan adanya
permukiman-permukiman bangsa belanda. Orang-orang belanda pengusaha
swasta, pegawai pemerintah atau militer mempunyai pemukiman di
kota-kota di jawa tengah bagian selatan.
Pada masa perang diponegoro timbul kota-kota garnisun tentara belanda, seperti purworejo, magelang, ambarawa, dan cilacap. Lain dari pada itu timbul pula kota-kota administrasi dan kota perkebunan seperti wonosobo, kebumen dan banyumas. Masyarakat belanda di kota-kota tersebut mendirikan gereja-gereja sendiri, yaitu gereja protestan.
3. Penyebaran agama kristen di tanah batak
Daerah batak terletak di antara dua daerah yang kuat, yaitu aceh dan minangkabau. Masyarakat batak sebagian besar masih menganut kepercayaan nenek moyang, karena proses islamisasi tidak sampai kepedalaman. Oleh sebab itu tanah batak dianggap baik untuk menyebarkan agama kristen. Untuk kepentingan penyebaran injil, pada tahun 1849 ditugaskan Dr N. Van der Tuuk yang dikirim ke daerah pedalaman batak dan memulai tugasnya di barus. Setelah melalui berbagai kesulitan ia berhasil menyusul ke daerah pedalaman dan daerah toba.
Sejak tahun 1860 misi kristen mulai banyak yang masuk kedaerah silindung
dan toba. Pos-pos sending berdiri di beberapa tempat di kedua daerah
itu.
“penyebaran agama kristen di tanah batak merupakan permulaan masuknya penjajah belanda di situ”
Mendengar keadaan itu pos militer belanda di sibolga mengirim pasukan ke silindung pada tanggal 8 januari 1978, dengan bergeraknya pasukan belanda ke pedalaman silindung, berarti belanda memulai gerakan penaklukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar