Selain wilayah yang kini dikenal sebagai Inggris, kerajaan Inggris juga mencakup Wales antara tahun 1536-1707. Kerajaan ini dihapus pada 1707 melalui Undang-Undang Persatuan 1707 (Undang-Undang Persatuan dengan Skotlandia) dan menjadi bagian dari Kerajaan Bersatu Britania Raya.
Ratu Elizabeth II Pemimpin Kerajaan Inggris Terlama
LONDON— Ratu Elizabeth II hidup lebih
lama dari pendahulunya, telah melihat pergantian belasan perdana
menteri, dan memimpin Inggris selama lebih dari enam dekade, mulai dari
perang dengan Jerman hingga kematian Putri Diana dan serangan teror di
London.
Kini Ratu Elizabeth II akan menjadi pemimpin kerajaan yang terlama memimpin Inggris. Pada hari Rabu (9/9), ia mengalahkan rekor yang dicapai oleh pendahulunya Ratu Victoria, 63 tahun dan 7 bulan, lebih dari satu abad lalu. Hanya empat raja dan ratu Inggris yang bertahta selama 50 tahun atau lebih dari itu.
"Anda harus berusia tertentu untuk mengingat suatu masa di mana ia bukan ratu yang berkuasa," kata sejarawan dan komentator kerajaan Hugo Vickers.
Elizabeth, permimpin kerajaan terlama yang pernah dimiliki oleh rakyat Inggris, menjadi pusat kehidupan Inggris sejak ia menduduki tahta ketika masih berusia 25 tahun.
Banyak yang telah berubah sejak saat itu. Ketika ia menikahi Pangeran Philip pada tahun 1947, saat Inggris masih belum pulih dari ekonomi sulit pasca Perang Dunia II, kue pernikahan pasangan itu terbuat dari bahan-bahan yang dikirim sebagai hadiah pernikahan dari luar negeri. Pada tahun 1953, ketika ia dinobatkan di Westminster Abbey, televisi adalah barang baru dan koloni Inggris bertebaran di seluruh dunia. Pada tahun 1990-an, koloni itu akhirnya lenyap.
Elizabeth adalah generasi kerajaan Inggris terakhir yang dididik di rumah, dan anggota kerajaan pertama Inggris yang pernah mengirim email (1976) atau menulis tweet (2014). Ia telah bekerja sama dengan 12 perdana menteri Inggris, mulai dari Winston Churchill hingga David Cameron, yang bahkan belum lahir saat ia dinobatkan, dan terus melakukan kegiatan-kegiatan publik dan melakukan perjalanan pada usia 89.
Walaupun Elizabeth mudah dikenali dan disayangi, kepribadian dan cara pandangnya tetap menjadi misteri bagi kebanyakan orang. Sebagai pemimpin kerajaan konstitusional ia tidak boleh terlibat dalam urusan politik dan jarang sekali ia mengeluarkan pendapatnya kepada umum. Beberapa hari sebelum referendum kemerdekaan Skotlandia pada tahun 2014, ia berpesan bahwa ia berharap para pemilih "benar-benar memikirkan masa depan."
Beberapa orang berpendapat bahwa sikap diam dan kenetralannya merupakan bagian dari daya tariknya.
"Ia tidak terlibat politik dan hal itu menenangkan ketika terjadi perubahan pemerintahan," kata Vickers.
Stephen Daldry, direktur pertunjukan musikal bertema kerajaan "The Audience," baru-baru ini mengabadikan betapa ratu adalah sosok yang paradoks: "Ia adalah perempuan publik yang paling sering terlihat tapi paling tidak terlihat," ujanya.
Pidato publiknya bermartabat, sederhana dan sering kali datar.
"Kita diingatkan tentang masa lalu kita di sini, keberlangsungan sejarah nasional kita dan kegigihan, kecerdikan dan toleransi yang menciptakan sejarah itu," katanya saat Diamond Jubilee pada tahun 2012, yang menandai 60 tahun kepemimpinannya. "Saya mendapatkan kesempatan istimewa untuk menyaksikan beberapa bagian sejarah itu, dan dengan dukungan keluarga saya, saya mendedikasikan diri saya kembali untuk melayani negara kita yang hebat ini dan rakyat, sekarang dan pada tahun-tahun berikutnya."
Para pejabat istana mengatakan tidak ada pesta besar-besaran pada hari Rabu (9/9), ketika Elizabeth dengan resmi menjadi pemimpin kerajaan Inggris yang paling lama berkuasa. Para pejabat mengatakan ratu ingin peristiwa itu dirayakan dengan sederhana dan hari itu berlangsung seperti biasa. Elizabeth diharapkan berada di rumahnya di Skotlandia, Balmoral Castle, dan akan menaiki kereta uap dari Edinburgh bersama Pangeran Philip untuk meresmikan jalur kereta baru.
Lahir pada 21 April, 1926 di London, ratu dibaptis dengan nama Elizabeth Alexandra Mary of York dan dikenal sebagai Lilibet muda di keluarganya. Saat itu kemungkinannya untuk menjadi ratu kecil, hingga Edward VIII, pamannya, tidak disangka-sangka menyerahkan tahtanya untuk menikahi seorang janda berkewarganegaraan Amerika, Wallis Simpson. Ayah Elizabeth kemudian menjadi Raja George VI, dan ia menjadi pewaris tahta ketika ayahnya meninggal pada tahun 1952.
Bahkan sebelum itu, pada ulang tahunnya yang ke-21, Elizabeth telah mendedikasikan hidupnya kepada Inggris dan Negara Persemakmuran.
"Ada motto yang telah dipikul oleh banyak leluhur saya sebelumnya, motto yang sangat mulia, "Saya mengabdi'," ujarnya.
Pernikahan Elizabeth dengan Philip telah berlangsung selama hampir 70 tahun, jauh lebih lama dari pemimpin Inggris lainnya dan melampaui tiga pernikahan keempat anaknya. Pada tahun 1992, yang dijuluki dengan "annus horribilis," atau tahun yang mengerikan," Pangeran Charles berpisah dari Putri Diana, dan Pangeran Andrew berpisah dari istrinya Sarah Ferguson. Putri Anne juga cerai di tahun yang sama.
Keamtian Diana pada tahun 1997, yang mendorong Elizabeth mengabaikan protokol kerajaan untuk berduka atas kematian mantan menantunya yang bermasalah, sambil disaksikan publik, merupakan salah satu titik terendah selama masa kepemimpinan ratu. Kini, popularitasnya tidak diragukan lagi. Pada tahun 2012, satu juta orang tidak menghiraukan hujan dan menyanyikan "God Save the Queen" ketika mereka berbaris menuju gerbang Istana Buckingham untuk merayakan Diamond Jubilee.
"Rakyat Inggris secara umum mencintainya dan tentu saja sangat menghormatinya," kata Vickers. "Ia telah memberikan stabilitas luar biasa dan menenangkan bagi negara ini."
Kini Ratu Elizabeth II akan menjadi pemimpin kerajaan yang terlama memimpin Inggris. Pada hari Rabu (9/9), ia mengalahkan rekor yang dicapai oleh pendahulunya Ratu Victoria, 63 tahun dan 7 bulan, lebih dari satu abad lalu. Hanya empat raja dan ratu Inggris yang bertahta selama 50 tahun atau lebih dari itu.
"Anda harus berusia tertentu untuk mengingat suatu masa di mana ia bukan ratu yang berkuasa," kata sejarawan dan komentator kerajaan Hugo Vickers.
Elizabeth, permimpin kerajaan terlama yang pernah dimiliki oleh rakyat Inggris, menjadi pusat kehidupan Inggris sejak ia menduduki tahta ketika masih berusia 25 tahun.
Banyak yang telah berubah sejak saat itu. Ketika ia menikahi Pangeran Philip pada tahun 1947, saat Inggris masih belum pulih dari ekonomi sulit pasca Perang Dunia II, kue pernikahan pasangan itu terbuat dari bahan-bahan yang dikirim sebagai hadiah pernikahan dari luar negeri. Pada tahun 1953, ketika ia dinobatkan di Westminster Abbey, televisi adalah barang baru dan koloni Inggris bertebaran di seluruh dunia. Pada tahun 1990-an, koloni itu akhirnya lenyap.
Elizabeth adalah generasi kerajaan Inggris terakhir yang dididik di rumah, dan anggota kerajaan pertama Inggris yang pernah mengirim email (1976) atau menulis tweet (2014). Ia telah bekerja sama dengan 12 perdana menteri Inggris, mulai dari Winston Churchill hingga David Cameron, yang bahkan belum lahir saat ia dinobatkan, dan terus melakukan kegiatan-kegiatan publik dan melakukan perjalanan pada usia 89.
Walaupun Elizabeth mudah dikenali dan disayangi, kepribadian dan cara pandangnya tetap menjadi misteri bagi kebanyakan orang. Sebagai pemimpin kerajaan konstitusional ia tidak boleh terlibat dalam urusan politik dan jarang sekali ia mengeluarkan pendapatnya kepada umum. Beberapa hari sebelum referendum kemerdekaan Skotlandia pada tahun 2014, ia berpesan bahwa ia berharap para pemilih "benar-benar memikirkan masa depan."
Beberapa orang berpendapat bahwa sikap diam dan kenetralannya merupakan bagian dari daya tariknya.
"Ia tidak terlibat politik dan hal itu menenangkan ketika terjadi perubahan pemerintahan," kata Vickers.
Stephen Daldry, direktur pertunjukan musikal bertema kerajaan "The Audience," baru-baru ini mengabadikan betapa ratu adalah sosok yang paradoks: "Ia adalah perempuan publik yang paling sering terlihat tapi paling tidak terlihat," ujanya.
Pidato publiknya bermartabat, sederhana dan sering kali datar.
"Kita diingatkan tentang masa lalu kita di sini, keberlangsungan sejarah nasional kita dan kegigihan, kecerdikan dan toleransi yang menciptakan sejarah itu," katanya saat Diamond Jubilee pada tahun 2012, yang menandai 60 tahun kepemimpinannya. "Saya mendapatkan kesempatan istimewa untuk menyaksikan beberapa bagian sejarah itu, dan dengan dukungan keluarga saya, saya mendedikasikan diri saya kembali untuk melayani negara kita yang hebat ini dan rakyat, sekarang dan pada tahun-tahun berikutnya."
Para pejabat istana mengatakan tidak ada pesta besar-besaran pada hari Rabu (9/9), ketika Elizabeth dengan resmi menjadi pemimpin kerajaan Inggris yang paling lama berkuasa. Para pejabat mengatakan ratu ingin peristiwa itu dirayakan dengan sederhana dan hari itu berlangsung seperti biasa. Elizabeth diharapkan berada di rumahnya di Skotlandia, Balmoral Castle, dan akan menaiki kereta uap dari Edinburgh bersama Pangeran Philip untuk meresmikan jalur kereta baru.
Lahir pada 21 April, 1926 di London, ratu dibaptis dengan nama Elizabeth Alexandra Mary of York dan dikenal sebagai Lilibet muda di keluarganya. Saat itu kemungkinannya untuk menjadi ratu kecil, hingga Edward VIII, pamannya, tidak disangka-sangka menyerahkan tahtanya untuk menikahi seorang janda berkewarganegaraan Amerika, Wallis Simpson. Ayah Elizabeth kemudian menjadi Raja George VI, dan ia menjadi pewaris tahta ketika ayahnya meninggal pada tahun 1952.
Bahkan sebelum itu, pada ulang tahunnya yang ke-21, Elizabeth telah mendedikasikan hidupnya kepada Inggris dan Negara Persemakmuran.
"Ada motto yang telah dipikul oleh banyak leluhur saya sebelumnya, motto yang sangat mulia, "Saya mengabdi'," ujarnya.
Pernikahan Elizabeth dengan Philip telah berlangsung selama hampir 70 tahun, jauh lebih lama dari pemimpin Inggris lainnya dan melampaui tiga pernikahan keempat anaknya. Pada tahun 1992, yang dijuluki dengan "annus horribilis," atau tahun yang mengerikan," Pangeran Charles berpisah dari Putri Diana, dan Pangeran Andrew berpisah dari istrinya Sarah Ferguson. Putri Anne juga cerai di tahun yang sama.
Keamtian Diana pada tahun 1997, yang mendorong Elizabeth mengabaikan protokol kerajaan untuk berduka atas kematian mantan menantunya yang bermasalah, sambil disaksikan publik, merupakan salah satu titik terendah selama masa kepemimpinan ratu. Kini, popularitasnya tidak diragukan lagi. Pada tahun 2012, satu juta orang tidak menghiraukan hujan dan menyanyikan "God Save the Queen" ketika mereka berbaris menuju gerbang Istana Buckingham untuk merayakan Diamond Jubilee.
"Rakyat Inggris secara umum mencintainya dan tentu saja sangat menghormatinya," kata Vickers. "Ia telah memberikan stabilitas luar biasa dan menenangkan bagi negara ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar