Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya membedakan puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Di dalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Di beberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Suara Sunyi
Awan hitam melukis langit putih
Awan hitam melukis langit putih
Burung gagak terbang dengan letih
Debu debu jalanan tersorot lampu kota
Lalu lalang kendaraan seperti riuh ombak samudra
Suara suara yang tak sampai kepada kata
Adalah doa sunyi yang maha
Hembusan nafas serpihan perih
Menebarkan kemurnian cinta dengan lirih
Pohon pohon yang tenang merunduk sepi
Sinar rembulan menelanjangi malam
Keruh air code tak bisa bersembunyi
Tiga ekor belibis berbaris menjadi saksi
Gelapnya gua cermai mengurung kesunyian
Rumput rumput liar menutupi batu batu
Harapan dan luka selalu menyatu
Dan sejarah selalu bercengkrama dengan waktu
Jogjakarta 25-0 4-2013
Puisi Karya Jevi Adhi Nugraha
Dingin
angin malam menghembus kebekuan
berderai kristal bening berguguran
mengubur pesona dewi malam
-25 januari 2013-
Semangat Peduli Alam
Tak sampailah kau fikir
Dengan segala, alam bencana kini
Bila kita, ingin dikasihi...
Maka cintailah alam ini
Peduli alam tak rugi,
Maka bersemangatlah kau cari!!!
Puisi Karya Muhabar
Secangkir Doa...
1/
secangkir doa pada penghujung desember,
menuju hari ke -30 dalam penghabisan tahun
langkah ini melantunkan doa yang berjejer
diantara sujud orang-orang yang mengalun
2/
secangkir doa beriringan dengan irama hujan,
sedu segala kebaikan di jam-jam yang mendoakan
pada jejak yang meriwayatkan
pada derai dengan segala pujian
3/
secangkir doa pada langkah yang mendewasa,
membalutkan estafet di usia-usia yang menunggu
memudarkan masa samra
menguntai aksara tentang riwayat yang membaru
4/
secangkir doa pada bait pelengkap,
membingkisi lilin dalam doa yang mengucap
merapal hingga kecap,
mengayap pengaminan yang acap
Puisi Karya Diyah Ayu Saraswati
Kegelisahan Di Atas Kasur
hari ini adalah aku
karenanya
sebelum ngantuk berjaya
aku melihat
pada cermin matahari
2012
Puisi Karya Usup Supriyadi
Kurus kering dan basah diri
Keringat mengucur deras menyusun papan
Bekerja sendiri sambil mendidik anak di rumah panggung
Pendekar lemah
Membunuh hal biasa dulu kala
Menginjak yang salah itu hal wajar saja
Kini wajahmu membayang seperti raja
Tinggal cerita pendekar lemah
Berguru tanpa bersua
Dengan ayat Allah mendo’akan keselamatanmu
Kau telah mati di dunia ini
Namun kau tetap hidup dalam sejarah kami
Pendekar lemah
Puisi Karya Goel A Pahit
Andaikan Aku
Andaikan aku sang camar
Hinggap tak kenal dahan
Andaikan aku sang bunga
Tersenyum indah saat mentari dan hujan tiba
Andai aku sang paus
Mengepakkan sirip, tangguh dan disegani
Andaikan aku sang kupu-kupu
Sayap melentik indah
Menebar senyum saat semi tiba
Dipuja keelokannya, meliuk indah
Disambut ramah oleh bunga
Andai akulah semut
Walau terinjak banyaklah kawan yang sudi mengangkat
Tapi, aku hanyalah bintang
Temaram tanpa sinar karena mendung hitam
Aku hanyalah sebatang pohon mangga
Terpaksa bertahan tegap
Meski benalu kian merajam
Dan akulah sang merpati
Namun dalam bui, tak kenal negeri
Akulah kursi kayu tua
Keropos dan akan menjadi bara
Dalam tungku-tungku mereka
Puisi Karya Pelangi Senja
Waktu Yang Kutinggalkan
Aku bukan daun yang layu
Aku bukan tangkai yang tumbang
Aku bukan pula kelopak yang jatuh begitu saja
Aku ingin menjadi karang yang tak akan terkikis oleh badai ombak
Aku ingin menjadi mentari yang tak pernah lelah menyinari
Aku ingin menjadi hujan yang menyejukkan setiap hamba-NYA
Aku ingin menjadi air, sumber hidup bagi segala makhluk
Tapi...
Aku takut,
Akan waktu yang tak sampai pada inginku
Akan waktu yang tak akan menemaniku
Akan waktu yang hilang dariku
Jikalau ia hilang
Aku ingin terukir disetiap waktu, ketika aku tak dapat lagi menemui waktu
Aku ingin terukir indah, disetiap mata dan jiwa yang kutemui
Bantu aku untuk mengukir setiap waktu yang tak akan kutemui
Puisi Karya Aulia Kilea
Jejak Bara
Belum hilang semua yang berlalu
Lagi, kau bakar siang-malam menjadi bara
Tapi maaf
Aku sudah terbiasa
Hingga jejak bara dapat ku kenal
Semoga kau dapat membersihkan
Jejak bara yang tersisa
Karena aku hanya melihat tanpa peduli
@sedikit kecewa, 28 Agustus 2012
Puisi Karya Fikri Thufaily
Entah…
Cobaan apa lagi yang kan Tuhan berikan...
Negara kita kini tlah banyak dihuni
Syaitan-syaitan berdasi
Banjir melanda negeri ini
Namun aku bingung...
Kenapa mereka merasakan kekeringan?
Ya benar... memang kering...
Banjir kali ini tak seperti yang biasa terjadi
Negeri ini banjir, akan tetapi kering?
Kebanjiran kemungkaran
Kekeringan kebenaran
Dan dalam kebimbangan
Ku hanya bisa ber doa;
Tuhan...
Jadikan negeri kami
Negeri yang bebas dari korupsi dan polusi
Negeri yang merdeka, yang tak selalu dikte penguasa
Negeri yang damai sentosa
Semoga...
Puisi Karya Em Farobi
Mudah-mudahan pengertian dan contoh puisi bebas diatas bisa membantu
sobat yang sedang mencari contoh puisi bebas beserta pengertiannya.
Selamat berkarya ya Sob...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar